NSI.com – PRESIDEN RI Joko Widodo (Jokowi) mengawali agenda kerjanya di Phnom Penh, Kamboja, dengan mengunjungi Istana Kerajaan Kamboja, pada Kamis (10/11/2022). Sebagaimana dilansir dari laman setkab.go.id, di sana Presiden Jokowi akan melakukan audiensi tertutup dengan Raja Kamboja, Yang Mulia Norodom Sihamoni.
Usai bertemu Raja Kamboja, Presiden menuju Sokha Phnom Penh Hotel untuk menghadiri pertemuan para pemimpin ASEAN, dengan perwakilan ASEAN Inter-Parliament Assembly (AIPA). Di lokasi tersebut, Presiden juga melakukan pertemuan dengan Presiden Asian Development Bank (ADB).
Berikutnya, Presiden Jokowi akan mengikuti pertemuan para pemimpin ASEAN dengan perwakilan pemuda ASEAN. Setelahnya kemudian, Jokowi akan melakukan pertemuan dengan para pemimpin ASEAN dari ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC).
Pada petang harinya, Presiden Jokowi diagendakan untuk mengikuti pertemuan tingkat tinggi para pemimpin Indonesia, Malaysia, dan Thailand dalam KTT Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Selepas itu, Presiden akan menuju Hotel Sofitel untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.
Terkait kegiatan Presiden di KTT ASEAN itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, dalam keterangannya di Phnom Penh, Rabu (09/11/2022), mengatakan bahwa rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-40 dan ke-41 serta KTT terkait lainnya, akan dilangsungkan mulai tanggal 10 s/d13 November 2022.
“Total pertemuan dan kegiatan yang akan dihadiri Presiden lebih dari 20, ditambah empat pertemuan bilateral, yaitu dengan Perdana Menteri Singapura, Presiden Dewan Eropa, Sekjen PBB, dan Presiden Asian Development Bank,” ujar Menlu.
Ditambahkan Retno, KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 dilangsungkan dalam bentuk plenary dan retreat. Pada sesi pleno, KTT akan membahas mengenai penguatan kapasitas institusi dan efektivitas ASEAN.
“Sementara untuk retreat, terdapat dua isu besar yang akan dibahas, yaitu hubungan ASEAN dengan pihak luar, tentunya termasuk tantangan eksternal yang dihadapi oleh ASEAN dan masalah Myanmar,” tandasnya. Editor : Redaksi NSI