NSI.com, JAKARTA – Pengamat Ekonomi Sigma PH Indonesia Hardy R. Hermawan, S.Sos, M.Si mengemukakan pendapatnya, terkait dampak dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), terhadap perekonomian di Indonesia. Disebutkannya, ada 3 dampak besar ekonomi yang bisa dioptimalkan dari pembangunan IKN, selain pada pemerataann pembangunan di Indonesia.
”Pertama, menciptakan pemerataan pembangunan di antara kawasan timur dan barat Indonesia serta antara Jawa dan Luar Jawa,” jelas Hardy di Jakarta, Kamis (3/ 11), seraya menambahkan, bahwa dampak Kedua, mewujudkan tata pemerintahan yang baik, seiring penciptaan sistem birokrasi baru di ibu kota yang di harapkan terkelola dengan profesional, modern, dan transparan serta akuntabilitas.
Ketiga, sambung Hardy, memberi kesempatan kepada kawasan Jakarta untuk memulihkan daya dukung lingkungannya, yang saat ini kian terbebani secara massif.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, bahwa penandatanganan kontrak untuk proyek pembangunan istana presiden di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan dilakukan pada pekan ini. ”Untuk istana presiden di IKN baru mau kontrak pada pekan ini,” ujar Basuki di Jakarta.
Kementerian PUPR memperkirakan anggaran pembangunan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sampai 2024 bertambah sekitar Rp 15 triliun. Dengan demikian, total anggaran pembangunan IKN hingga 2024 menembus Rp 58 triliun. “Kalau 2022 sampai 2024 total Rp 43 triliun. Mungkin yang kawasan 1B dan 1C akan ada tambahan sekitar Rp 15 triliun untuk dua jalan produksi,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Sumber : Radar Sampit | Editor : Redaksi NSI