NSI.com, JAKARTA -Pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara dapat dinilai investor sebagai proyek bernilai ekonomi rendah, apalagi jika proyek ini dipaksakan dibangun pada saat ekonomi global mengalami perlambatan. “Secara kelayakan ekonomi proyek IKN dapat bernilai rendah dimata investor, apabila dibangun saat ekonomi global mengalami pelambatan,” ujar Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira dalam keterangannya, Senin (9/1/2023).
Lebih lanjut Bhima mengatakan, tingginya inflasi, pelemahan kurs rupiah hingga naiknya suku bunga, membuat investor mempertimbangkan besaran internal rate of return atau pengembalian dana dari proyek IKN. Apalagi IKN, kata Bhima, lebih ditujukkan untuk proyek pemindahan pusat pemerintahan atau birokrasi, bukan pengembangan kawasan industri atau bisnis.
Kondisi ini ditambah, dengan masalah regulasi yang berpeluang muncul meski sudah ada UU IKN. “Karena pemerintah mendorong revisi undang undang IKN. Karena baru berumur jagung muncul wacana revisi UU justru timbul ketidakpastian dan pertanyaan besar,” ujarnya.
Oleh karenanya, hingga saat ini belum banyak investor mengincar mega proyek ini. Padahal tahap 1 pembangunan pada 2022-2024 telah dimulai. Untuk itu, perlunya perombakan total proyek IKN dari rencana awal agar tetap bernilai ekonomi tinggi. “Sebaiknya bukan pemindahan ibu kota, tapi menggunakan narasi pengembangan Kalimantan Timur, sebagai daerah industri hijau atau basis dari transisi energi,” ujarnya.
Awal Januari ini, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan, progress pembangunan Ibu Kota Nusantara mulai lebih masif pada tahun 2023 ini. Dia menyebut, berbagai kebutuhan logistik pembangunan pun juga sudah mulai dikirim ke lapangan.
“Saya melihat progres dimulainya konstruksi di lapangan lebih besar, yang lebih masif ya. Karena semua kontrak-kontrak konstruksi yang dibuat oleh PU, semua sudah ditandatangani, kemudian sudah dimobilisasi. Teman-teman kalau melihat ke lapangan pasti kelihatan banget, di mana logistik itu mulai masuk ke lapangan,” kata Bambang di Kompleks Istana Kepresidenan, beberapa waktu lalu.
Bambang menyebut, pembangunan IKN sudah berjalan, seperti pembukaan lahan atau land clearing dan pembangunan lahan atau land development, dimana proses pembangunan IKN akan menyesuaikan dengan kondisi alam. “Nanti akan mulai kelihatan misalnya tugu kebangsaan itu seperti apa, ada jalan di barat akses barat, akses timur, kemudian di situ mulai kita lihat istananya seperti apa. Itu kita atur,” tandasnya.
Sumber : Republika.co.id | Editor : Redaksi NSI