Nusantara Satu Info
POLITIK

Ketua Umum PBNU Menolak Diusulkan Jadi Capres oleh PPP Jatim

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf saat menghadiri acara Harlah PPP ke-49 di Malang, Jawa Timur, 27 Maret 2022.

NSI.com, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Yahya, menolak dirinya diusulkan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. oleh kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Timur.

“Saya ndak bisa, ndak boleh, absolutely not,” kata dia saat ditemui usai kegiatan editors meeting di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Rabu (12/10). Namun, pria yang akrab disapa Gus Yahya itu tidak merinci lebih lanjut soal alasannya menolak usulan dari PPP tersebut.

Sebelumnya Dewan Pimpinan Wilayah PPP Jawa Timur mengusulkan 10 nama capres dan cawapres untuk Pilpres 2024, yang akan disampaikan ke Dewan Pimpinan Pusat PPP. Satu dari 10 nama itu masuk Yahya Cholil Staquf, terdapat pula nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

PPP Jawa Timur juga mengusulkan nama Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud Md, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin.

Tak hanya Jatim, Dewan Pengurus Wilayah PPP Sumatera Utara juga mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024. “Alasan kami mendukung adalah karena Ganjar merupakan bagian dari keluarga PPP dan memiliki rekam jejak yang baik,” kata Ketua DPW PPP Sumut Jaffarudin Harapan, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 8 Oktober 2022.

Beberapa waktu lalu, Mardiono sudah bicara adanya dukungan dari DPW PPP untuk nama tertentu sebagai calon presiden, salah satunya Ganjar Pranowo. Oleh karena PPP tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar dan PAN, sehingga belum memutuskan dukungan calon presiden ke siapapun.

Mardiono tak menyalahkan dukungan dari DPW, dia menilai itu sebagai aspirasi dari para kader PPP.

“PPP sangat demokratis. Semua suara dari arus bawah kami dengarkan, kami jadikan sebagai bahan. Kemudian tentu nanti kami bawa ke rapat,” kata Mardiono seraya menyebut ada tradisi di PPP untuk membicarakan dukungan capres ini ke ulama yang tergabung di majelis-majelis. Lalu, dukungan ini dibawa ke Rapat Pimpinan Nasional atau Rapimnas, hingga ke KIB.

“Ya kami di situ taat asas, namanya juga koalisi. Kalau koalisi itu duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Semua keputusan adalah keputusan bersama. begitulah kontak politik kami dengan KIB,” kata dia.

Selain terkenal sebagai tokoh PBNU, Yahya Cholil Staquf juga dikenal memiliki kedekatan dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dia merupakan putra salah satu pendiri partai tersebut, KH M Cholil Bisri. Dia tercatat pernah menjadi juru bicara Presiden Abdurrachman Wahid. Bahkan, kakak kandungnya yang merupakan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas merupakan kader PKB.

Sumber : Tempo.co | Editor : Redaksi NSI

Related posts