NSI.com – PEMBANGUNAN Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur (Kaltim) mulai menarik minat investor untuk masuk berinvestasi. Kabarnya, sudah ada investor lokal mulai melakukan uji kelayakan (feasibility study), salah satunya perusahaan pabrik keramik. Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyatno. “Informasi dari PUPR bahwa pembangunan IKN akan ada 5 tahap dan selesai di 2045. Dalam rentang waktu cukup lama kebutuhan sangat besar, kita ajak member ASAKI untuk hadir di Kaltim (Kalimantan Timur). Saat ini feasibility study apa memungkinkan bangun pabrik baru di sekitar IKN,” kata Eddy dalam Temu Usaha Industri 2023, Selasa (30/5/2023).
“Salah satunya kami sendiri Arwana Citramulia. Mayoritas anggota ada Jatim, 50 persen industri kami di Jatim. Sedangkan Surabaya ke Kaltim ngga terlalu jauh. Namun bagi pabrik yang tadinya ada di Sumut, Jabar, bagi kita demi efisiensi ongkos angkut, mereka bisa hadir langsung di IKN,” kata Edy.
Saat ini, sambung Edy, pihaknya tengah berkomunikasi dengan Perusahaan Gas Negara (PGN), dalam upayanya menyuplai energi gas. Di mana industri keramik membutuhkan bahan baku energi, dan ternyata di sekitar IKN tersedia sumber gas dan jaringannya. “Secara gas tersedia pipanisasi dan kebutuhan di Bontang dan sepertinya IKN ke Bontang ngga terlalu jauh. Kita bisa cari pertengahan lokasi gas dan IKN,” kata Edy. Peluang membangun pabrik pun cukup besar, karena syarat pembangunannya adalah satu pabrik memproduksi 3 juta m2 per tahun, untuk tiap industri yang ingin berinvestasi. Disebutkan, syarat itu tak seberapa jika dibandingkan dengan potensi yang ada.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Azhar Fitri mengungkapka, saat ini utilisasi pabrik keramik mulai terlihat naik. “Kita melihat peluangnya besar sekali, yang ada sampai akhir semester I ada 79 persen kita harap sampai 83 persen utilitas pabrik. Apalagi target ke depan industri keramik di tahun 2023 yang semula 551 juta meter persegi, akan ditingkatkan menjadi 625 juta meter persegi,” katanya Azhar.
Sumber : CNBC Indonesia | Editor : Redaksi NSI