NSI.com, KALTIM – Rektor institut teknologi Bandung (ITB) bersama tim mengunjungi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada Kamis (9/3) untuk meinjau langsung pembangunannya di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Sebagaimana dilansir dari laman itb.ac.id, disebautkan bahwa kunjungan ke IKN dalam rangka melihat langsung, proses pembangunan IKN dan juga untuk menyusun kegiatan yang dapat ITB kontribusikan bagi IKN, terutama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Sebelumnya, ITB menjadi perguruan tinggi pertama yang menjalin MoU dengan Otorita IKN yang dilaksanakan pada Sabtu 29 Oktober 2022 silam. Acara yang diselenggarakan di Gedung CIBE (Center for Infrastructures and Built Environment) ITB itu, menjadi spesial karena dirangkai bersamaan digelarnya acara reuni akbar, sekaligus prosesi penandatanganan MoU ITB dengan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) yang kini dipimpin oleh Bambang Susantono, Alumni Teknik Sipil 1982 dengan Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph. D.
Nota kesepahaman bersama dijalin berkaitan dengan kontribusi kedua pihak dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud ITB menjadi perguruan tinggi Indonesia. Adapun ruang lingkup yang disepakati adalah sebagai berikut.
- Kerja sama dalam digitalisasi pembangunan dan pengelolaan IKN, dan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat;
- Pengimplementasian teknologi yang inovatif dan bermanfaat bagi kedua belah pihak secara proporsional dan efektif terhadap transformasi dan digitalisasi pembangunan dan pengelolaan IKN;
- Pengembangan SDM melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
- Pengembangan dan peningkatan potensi SDA melalui penyelenggaraan penelitian dan pengkajian;
- Perencanaan dan pembangunan yang tepat, terarah, terpadu, dan berkelanjutan melalui.
Menurut Prof. Reini, alumni adalah duta ITB karena ke mana pun ia berkarya, nama ITB akan selalu melekat dalam dirinya. Prestasi alumni adalah prestasi ITB pun sebalikya.Oleh karena itu, hingga kini Alumni Teknik Sipil ITB atau program studi lain, memiliki misi yang sinergis untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, untuk angkatan-angkatan selanjutnya dan secara umum untuk ITB sendiri. Program-program yang ditawarkan antara lain bantuan beasiswa pendidikan, pengajaran mata kuliah umum, penghimpunan dana lestari, dan masih banyak lagi.
Sejalan dengan alasan terbesar Bambang menerima tawaran untuk menjadi Kepala Otorita IKN, ketika bangsa memanggil, ITB harus menjawab panggilan tersebut. Kekuatan tekad inilah yang menjadi pondasi penting terjalinnya sebuah hubungan. “Ketika akhirnya menerima tawaran menjadi kepala otorita, semata-mata saya teringat pesan bapak saya yakni pertama kalau ada panggilan negara jangan ditolak, karena itu merupakan jembatan ilmu dan amal. Kedua yang namanya jabatan itu cuma baju. Di mana pun kita berada, kita adalah kita,” ujar Bambang dalam sambutannya.
IKN lagi-lagi bukan sekadar ibu kota baru belaka, melainkan sebuah transformasi besar-besaran bangsa ini dari berbagai aspek keilmuan sekaligus. Menurut Bambang, IKN itu terdiri atas 3 kata yakni Investment, Knowledge, dan Network. Oleh karenanya, IKN bersikeras untuk mewujudkan kota hutan yang berkelanjutan dengan membiarkan 3/4 lahannya menjadi kawasan hutan. Untuk mewujudkannya tentu perlu banyak pengetahuan dan terobosan. Harapannya pada tahun 2024 nanti mencapai target livable dan lovable city dengan dibangunnya beberapa fasilitas awalan.
Salah satu implementasi MoU adalah mengundang Kepala Otorita IKN, Ir. Bambang Susantono, MCP., MSCE., Ph.D menjadi narasumber Studium Generale ITB (Kuliah Umum 4078 Studium Generale ITB pada Rabu (15/2/2023) untuk memaparkan secara garis besar, terkait perancangan dan pembangunan IKN yang dimoderatori Guru Besar FTSL ITB Prof. Ir. Harun Al Rasyid, M.Sc., Ph.D., di Aula Barat ITB.
Nusantara kata Bambang, merupakan sebuah kota yang dibangun dan dilatarbelakangi oleh 3C: Climate Change, Conflict, dan Coronavirus. Perubahan iklim merupakan substansi pemindahan ibu kota yang berbasis pembangunan adaptif dan mempertimbangkan mitigasi. Terdapatnya konflik-konflik yang terjadi secara global dan pandemi virus corona, dapat juga dilihat sebagai katalis pembangunan IKN, menjadi pelopor kota terdigitalisasi berlandas ketahanan ekonomi.
Urbanisasi juga menguatkan background pengembangan IKN, dengan laju urbanisasi regional yang tinggi, pemerintah berusaha merancang kota-kota yang lebih livable. Perancangan kota tersebut dapat terealisasi dengan orientasi pengembangan cerdas dan inklusif, transportasi dan energi berkelanjutan, inovasi keuangan, serta peremajaan.
Membangun sebuah kota bukanlah sebuah perkara mudah, maka dari itu pembangunan IKN, mengikuti best practices pembangunan kota-kota sebelumnya untuk mengoptimasi pengembangan manusia penguasaan IPTEK, dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. “Nusantara akan menjadi super-hub ekonomi kita di masa depan,” jelas Bambang Susantono dalam menerangkan keselarasan IKN dengan visi Indonesia 2045.
Sebuah aspek penting pembangunan kota adalah kualitas kesehatan dan pengendalian penyakit. Maka dari itu pembangunan IKN menerapkan konsep pengembangan kota pascapandemi, memperhatikan densitas, diversitas, desain, digitalisasi, dan dekarbonasi. Pengembangan IKN juga dilandasi dengan prinsip-prinsip kota berkelanjutan, diantaranya kota hijau, cerdas, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
Nusantara sendiri ditargetkan menjadi sebuah kota hutan berkelanjutan. “Dari kota yang luasnya seluas 4 kali luas Jakarta, hanya akan dibangun 25 persen-nya, sisanya akan dikembalikan menjadi hutan tropis dan kawasan hijau produksi pangan,” sebut Bambang Susantono menegaskan target IKN sebagai kota hijau. Kota ini juga akan ditargetkan menjadi sebuah living lab, tempat manusia dapat hidup berdampingan dengan alam, dalam sebuah bentuk kota yang ditargetkan karbon-netral pada 2045.
Forest city (kota hutan) merupakan perwujudan konsep kota berkelanjutan dengan mempertahankan, mengelola, dan merestorasi ekosistem hutan, sebagai solusi berbasis alam, “Kita akan melihat biodiversity ,keanekaragaman hayati sebagai kekayaan kita (dalam IKN),” ujar Bambang Susantono menekankan. Maka akan dibangun infrastruktur yang sesuai seperti immersed tunnel, untuk mendukung konektivitas koridor satwa. Selain itu pengaturan tata kelola dan tata guna lahan juga dilakukan dengan salah satunya penundaan perizinan kegiatan pertambangan baru di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kota cerdas (smart city) juga merupakan salah satu target pembangunan IKN. Sebagian besar aktivitas dalam IKN ditargetkan akan bernafaskan automasi. Sistem pemerintahan sendiri ditargetkan akan memanfaatkan kecerdasan buatan, internet of things, dan aplikasi terintegrasi untuk proses identifikasi dan pertukaran data.
Selain pemerintahan, automasi juga dititikberatkan pada sistem peningkatan kualitas kehidupan dalam manajemen air dan limbah serta pembangkitan energi terbarukan. Ibu Kota Nusantara tidak hanya akan menjadi pandangan dan harapan baru bagi Indonesia, namun juga bagi dunia. “Kota ini akan menjadi percontohan bagaimana sebuah sistem akan diterapkan untuk menghadapi perubahan iklim, hidup dengan menjunjung biodiversity, serta tetap menerapkan sustainable development goals (SDGs) kota yang lebih aman, lebih nyaman, tetapi juga terkoneksi secara global,” tutur Bambang Susantono menutup Kuliah Studium Generale kali ini.
Bambang berharap ITB bisa turut andil dalam keberadaan IKN. Untuk itu, Rektor bersama tim melakukan rangkaian kunjungan ke IKN pada Rabu-Jumat, 8-10 Maret 2023. Adapun Tim ITB yang turut berangkat ke IKN di antaranya Denny Willy Junaidy, Ph.D. (Sekretaris Bid. Pengabdian kepada Masyarakat LPPM ITB) Dr. Sri Maryati (Dekan SAPPK), Prof. Endah Sulistyawati (Dekan SITH), Dr. Aos (Dosen SITH), Alfend Rudyawan, Ph.D. (Biro Kemitraan), Dr. G. Prasetyo Adhitama (Direktur Ditmawa), dan Dr. Epin Saepudin (Kasubdit Organisasi Mahasiswa, dan Pengembangan Prestasi Mahasiswa-Ditmawa).
Editor : Redaksi NSI