NSI.com, JAKARTA – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkap semakin banyak negara tertarik berinvestasi di proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dia mengibaratkan IKN bak gadis desa yang cantik, sehingga menarik perhatian banyak pihak. “IKN itu seperti gadis cantik dari kampung yang belum di poles pakai bedak. Jadi semakin hari orang tahu barang ini, barang yang bagus, orang datang,” ujarnya dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (11/1/2023).
Lebih lanjut Bahlil mengatakan, bahwa investasi di IKN terus berjalan. Pemerintah pun siap memfasilitasi investor yang ingin masuk ke IKN, salah satunya dengan pemberian insentif, dimana peraturan terkait insentif untuk investor IKN, dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) dan akan segera terbit. “PP ini tentang insentif dan kemudahan berusaha yang lebih baik dibandingkan dengan aturan umum insentif di wilayah lain di Indonesia, jadi ada perlakuan khusus untuk investasi yang masuk IKN,” jelas Bahlil.
Di sisi lain, sambung Bahlil, untuk semakin menarik minat investor dari luar negeri, pemerintah akan mengikuti World Economic Forum di Davos, Swiss. Lewat forum itu akan dibahas mengenai proyek pembangunan IKN dan hilirisasi di Indonesia, dengan pendekatan green industry dan green energy. Hingga saat ini, Otorita Ibu Kota Negara Nusantara (OIKN) mencatat dari 59 pelaku usaha yang berminat investasi, 3 perusahaan di antaranya telah lolos untuk membangun hunian Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Hankam di IKN.
Adapun ke-3 investor itu yakni PT Summarecon Agung Tbk, PT Risjadson Brunsfield Nusantara (Konsorsium Nusantara), dan Korea Land and Housing Corporation (KLHC). Menurut Kepala OIKN Bambang Susantono, ketiga perusahan tersebut sudah mendapatkan Surat Izin Prakarsa Proyek (SIPP) atau Letter to Proceed (LTP) dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Sementara 56 pelaku usaha lainnya saat ini telah mengirimkan Letter of Intent (LoI) untuk berinvestasi di IKN dan sedang menunggu SIPP dari pemerintah. “Semoga proses selanjutnya dapat segera tuntas dan bisa langsung tancap gas di awal tahun 2023 ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (3/1/2022)
Sumber : Kompascom | Editor : Redaksi NSI