NSI.com, JAKARTA – Praxis kembali menggelar survei independen, untuk mengetahui Persepsi Masyarakat Terhadap Pemilu 2024 dan Korelasinya dengan Pertumbuhan Ekonomi. Survei ini dilakukan pada 14-17 Juli 2023 terhadap 1.108 responden dengan rentang usia 17 sampai 45 tahun di 12 kota besar di Indonesia. Didukung oleh Public Affairs Forum Indonesia (PAFI), survei ini menghasilkan beberapa temuan menarik.
- Lebih dari sepertiga responden ragu pemilu dapat berdampak nyata terhadap perekonomian masyarakat.
- Banyaknya ketersediaan lapangan pekerjaan dianggap sebagai indikator pertumbuhan ekonomi paling penting (73,29 persen), diikuti dengan mudahnya akses ke layanan dasar (71,84 persen) serta murahnya harga BBM dan bahan pokok (51,17 persen).
- Meningkatnya perdagangan internasional berada di urutan terakhir (25 persen). Dan 53 persen responden tidak puas akan tingkat kesetaraan pendapatan di Indonesia saat ini.
- Menghindari hak pilih disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab menjadi alasan paling penting untuk menggunakan hak pilih (56,5 persen). Sedangkan tidak menginginkan salah satu pasangan capres dan cawapres menang berada di urutan terakhir (7,49 persen).
- Debat terbuka (62,64 persen) dipilih sebagai kegiatan kampanye yang paling memengaruhi preferensi responden dalam memilih pemimpin saat pemilu, sementara dukungan politik/endorsement berada di urutan terakhir (12,27 persen).
Director of Public Affairs Praxis PR dan Wakil Ketua Umum Public Affairs Forum Indonesia (PAFI) Sofyan Herbowo mengatakan, dalam survei ini, pihaknya ingin menggali lebih dalam mengenai persepsi masyarakat terhadap pemilu 2024 dan hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi. “Saya percaya temuan menarik dari survei ini dapat mendorong masyarakat untuk bijak dalam menggunakan hak pilihnya sehingga ekosistem demokrasi yang sehat dapat terjaga,” ujarnya seperti dilansir pada Sabtu (5/8/2023).